27 Oktober 2021

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN PRANATA SOSIAL DAN ORIENTASI NILAI BUDAYA MENYANGKUT MASALAH DASAR HIDUP MANUSIA

Kerja Bakti Gambar Kartun Gotong Royong Di Masyarakat (downloadgambar.com)

Oleh:

Alia Nanda Rumekti

19310410066

Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A. / Amin Nurohmah, S. Pd., M. Sc.

 

Teknologi dan informasi dewasa ini sangat berkembang di Indonesia dan seolah menjadi topik pembicaraan yang tidak ada habisnya. Setiap hari kita menjadi penikmat teknologi dan informasi melalui HP, Internet, dan televisi. Perkembangan teknologi yang terbilang sangat pesat ini bepengaruh pada perubahan pranata sosial.

Pranata adalah kelakuan yang tersusun sedemikian rupa dari manusia dalam kebudayaannya. Pranata ini terbentuk berdasarkan fungsi dan ciri khas masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dalam bermasyarakat. Ada sedikitnya 8 pranata, yaitu Domestic Institutions (memenuhi kebutuhan kekerabatan), Economic Institutions (kebutuhan manusia untuk pencarian hidup, produksi, menimbun, dan pendistribusian), Educational Institutions (kebutuhan penerangan dan Pendidikan), Scientific Institutions (kebutuhan ilmiah manusia), Aesthetic and Recreational Institutions (kebutuhan manusia menyatakan rasa keindahannya), Religious Institutions (kebutuhan untuk berhubungan dengan Tuhan dan gaib), Political institutions (kebutuhan mengatur kelompok secara besar-besaran dalam kehidupan negara), dan Somatic Institutions (kebutuhan jasmani).  

Pranata yang paling terpengaruh dari perkembangan Teknologi dan Informasi adalah pranata ekonomi (Economic Institutions). Pranata ini memuat kemampuan memenuhi kebutuhan manusia dalam pencarian hidup, kegiatan produksi, menimbun, dan pendistribusian barang dan jasa. Contoh nyata terpengaruhnya pranata ini adalah pada Usaha Jasa Jahit Mikro. Pada proses produksi, klien hanya perlu pesan melalui Whatsapp atau Instagram. Kemudian klien bisa melakukan pengukuran badan sendiri di rumah dan dikirimkan kembali ke penjahit melalui online. Setelah baju selesai, sebagai upaya revisi maka penjahit hanya perlu mengiri foto detail pada klien. Setelah pasti maka baju akan dikirimkan melalui ekspedisi dengan metode jemput paket dan input alamat online. Hal serupa juga terjadi pada upaya promosi. Saat ini sudah sangat jarang ditemui promosi melalui selebaran atau surat kabar. Hal yang justru banyak terjadi adalah promosi melalui platfrom digital seperti website, Whatsapp, dan Instagram.

            Ada perihal lain yang juga menjadi topik pehatian dari ulasan ini, yaitu orientasi nilai budaya menyangkut masalah dasar dalam hidup manusia. Masalah-masalah itu berkaitan dengan Hakikat Hidup (MH), Hakikat Karya (MK), Persepsi Manusia tentang Waktu (MW), Pandangan Manusia terhadap alam (MA), dan Hakikat hubungan antara manusia dengan sesamanya (MM). Setiap permasalahan ini memiliki orientasi nilai budaya yang berbeda-beda. Ada yang orientasinya cenderung maju, ada juga yang justru orientasinya cenderung mundur. Namun hal tersebut bukanlah hal yang sepenuhnya buruk. Karena setiap orientasi ini tentu memiliki alasan atas apa yang menjadi persepsinya.

            Individu yang memiliki masalah dasar Hakikat Hidup biasanya disebut Manusia Hidup (MH). Ia dapat memandang hidup sebagai sesuatu yang buruk dan baik. Namun ia juga meyakini bahwa hidup yang buruk akan menjadi baik jika terus berusaha atau sebaliknya. Selanjutnya individu yang memiliki masalah dasar Hakikat Karya biasanya disebut Manusia Karya (MK). ia memandang karya dapat digunakan untuk menafkasi hidup namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa ia berorientasi pada kedudukan dan kehormatan atas karyanya. Selanjutnya adalah persepsi manusia tentang waktu disebut Manusia waktu (MW). Ia dapat berorientasi ke masa depan untuk menentukan tujuan hidupnya, namun juga dapat berorientasi ke belakang untuk menilik kembali yang telah dialaminya.

            Pandangan manusia terhadap alam biasanya disebut dengan Manusia Alam (MA). Individu ini berorientai untuk tunduk pada alam namun juga berusaha untuk menjaga keselarasan dengan alam. Ada sisi lain yang juga menjadi orientasi nilai budaya pada masalah ini, yaitu manusia berhasrat menguasai alam. Terakhir adalah Hakikat hubungan antara manusia dengan sesamanya atau biasa disebut dengan Manusia dan Manusia (MM). individu ini memiliki orientasi horizontal dan vertikal. Ia memiliki rasa ketergantungan pada sesama namun juga tergantung pada tokoh berpengkat atau atasan. Sisi lain dari orientasi ini adalah individualisme sangat menghargai usaha atas kekuatan sendiri.

            Singkatnya, perkembangan teknologi dan informasi sangat berpengaruh pada pranata sosial terutama pranata ekonomi (Economic Institutions). Kehidupan yang terus mengalami kemajuan juga berdampak pada orientasi nilai budaya yang menyangkut masalah hidup manusia. Kondisi ini tidak sepenuhnya menjadi buruk. Namun justru dapat menjadi pembaruan positif jika kita bersedia mengilhami setiap perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia, khususnya pranata dan orientasi nilai budaya.