22 Oktober 2020

 

TEORI FAKTORIAL-RAYMOND B. CATTEL


oleh:

Nama                          :Alia Nanda Rumekti 19310410066

Mata Kuliah              : Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu      : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Assalamu’alaikum, Nans..  

Semoga sehat selalu ya…

Kalau tadi kita udah belajar tentang Teori Konstruk Personal dari George A. Kelly. Sekarang kita akan belajar tentang Teori Faktorial dari Raymond B. Cattel. Udah siap? Mulai yuk!

Raymond B. Cattel adalah salah satu tokoh psikologi yang lahir pada 20  Maret 1905 dan wafat pada 2 Februari 1998. Teori yang paling terkenal dari Cattel adalah Teori Faktorial, karena menurutnya sangat banyak dimensi kepribadian yang dapat diukur. Pokok-pokok teori Cattel diantaranya:

1.      Trait

Menurut Cattel, trait adalah suatu struktur mental atau suatu kesimpulan yang diambil dari tingkah laku yang dapat diamati untuk menunjukkan ketetapan dari suatu perilaku. Trait dikelompokkan ke tiga bagian, yaitu:

a.       Kepemilikan (umum-khusus, Common-Unique Traits)

Traits umum berarti trait yang dimiliki oleh setiap orang dan sifatnya universal dan trait khusus berarti trait yang dimiliki satu orang saja atau beberapa orang yang memiliki trait berbeda.

b.      Kedalaman (permukaan-sumber, Surface-Source Traits)

Trait permukaan berarti sifat yang tampak dan menjadi tema umum beberapa tingkah laku. Sedangkan trait sumber berarti elemen-elemen dasar yang menjelaskan tingkah laku.

c.       Modalitas Ekspresi (Kemampuan-Temperamen-Dinamik, Ability-Temperament-Dynamic)

Trait kemampuan berarti trait yang menentukan keefektifan seseorang dalam usaha mencapai tujuan. Trait temperament berarti trait yang merupakan  gaya atau irama tingkah laku. Sementara Trait dinamik berarti trait yang merupakan motivasi atau pendorong tingkah laku.

2.      Erg (kostitusional, dinamika,  sifat asal)

Erg adalah istilah yang memungkinkan untuk menunjukkan pentingnya faktor dasar dalam tingkah laku. Erg dibawa sejak lahir. Ada tiga komponen dalam erg, yaitu kogitif, afektif, dan konatif, dimana ketiganya merupakan hal yang mendasari kepribadian.

3.      Metaerg (mode lingkungan, dinamika, dan sifat asal)

Masih berkaitan dengan Erg. Metaerg adalah hasil dari factor pengalaman atau sosiokultural. Jadi, kalau Erg diawa sejak lahir, tapi kalua Metaerg terbentuk saat dalam perkembangan individu.

4.      Pengertian Subsidiation

Untuk memahami hubungan sifat-sifat harus disangkutkan dengan tujuan tertentu yang merupakan puncak. Dalam hal ini adalah Erg, sentiment, attitude, dan interest digambarkan dalam rantai subsidization, yaitu interest sebagai tujuan sementara tiga, attitude sebagai tujuan sementara dua, sentiment sebagai tujuan sementara satu, dan Erg sebagai tujuan terakhir.

5.      Self

Self adalah aspek yang mengorganisasikan dan menjamin stabilitas struktur sifat dan interaksinya. Atau dalam arti lain self mengintegasikan segala komponen kepribadian, sehingga kepribadian menjadi satu kesatuan.

6.      Spesification Equation

Ini merupakan perhitungan, ukuran, atau nilai yang merupakan arahan yang ditunjukkan Cattel tentang arah seharusnya dalam penyelidikan tingkah laku.

Oke, lanjut ya, Nans.

Cattel menilai perkembangan sebagai suatu proses belajar. Ia menggambarkannya dengan serangkaian titik kejadian sebagai penjelmaan dari pola tingkah laku  yang di dorong oleh Erg. Titik-titik ini disebut Dynamic Crossroad. Dynamic Crossroad ini terdiri atas 6, yaitu:

1.      Pertama: individu memulai usaha untuk mendapatkan pemuasan bagi erg tertentu.

2.      Kedua: keadaan kemungkinan keempat atau frustasi saat individu dihadapkan pada rintangan.

3.      Ketiga: indiividu bereaksi dngan marah pada suatu rintangan nnamun tidak mampu mengatasinya.

4.      Keempat: individu meninggalkan erg yang bersangkutan dan berpindah dari penyesuaian lahir ke penyesuaian batin.

5.      Kelima: Individu melakukan penekanan.

6.      Keenam: keadaan penekanan tidak stabil.

Kesimpulannya adalah sangat banyak dimensi kepribadian yang bisa dan perlu diperhitungkan. Struktur sifat memerlukan pemahaman hubungan yang disangkutkan dengan tujuan tertentu. Selain itu, perkembangan sebagai proses belajar melahirkan pemahaman bahwa perkembangan merupakan suatu hal  yang sangat penting dalam proses belajar.

Kurang lebihnya begitu ya, Nans. Silahkan buat Nans yang mau menambahkan biar makin lengkap, Nana seneng banget.

Selamat belajat, semoga bermanfaat. Sampai ketemu di artikel-artikel selanjutnya yaa.

Wassalamu’alaikum…


Daftar Pustaka

Alwisol. (2017). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Chaplin, J. P. (2014). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Ewen, R. B. (2014). An Introduction to Theories of Personality ed.7. New York: Psychology Press.

Suryabrata, S. (2016). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Press.

 

 

 

 

 

 

 

 

TEORI KONSTRUK PERSONAL-GEORGE A. KELLY

oleh:

Nama                          :Alia Nanda Rumekti 19310410066

Mata Kuliah              : Psikologi Kepribadian II

Dosen Pengampu      : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

Assalamu’alaikum, Nans..

Semoga sehat selalu ya…

Nah, hari ini Nana akan ngajak kalian semua untuk belajar bareng tentang Teori Konstruk Personal dari George A. Kelly.

George A. Kelly adalah salah satu tokoh psikologi yang lahir pada 28 April 1905 dan wafat pada 6 Maret 1967. Teori yang paling terkenal dari George A. Kelly adalah teori Konstruk Personal. Teori ini sering disebut juga metateori atau teori yang memuat teori-teori. Teorinya ini mencoba menjelaskan tentang cara manusia melihat realitas dunia dan mengambil tindakan.

Oke Nans, sebagai pembukanya Kelly memberikan gambarannya tentang manusia. Pandangannya yaitu manusia sebagai ilmuwan, ilmuwan sebagai manusia, dan alternativisme  konstruktif.

1.      Manusia sebagai ilmuwan

Nah, menurut Kelly, manusia itu selalu melakukan layaknya yang dilakukan oleh para ilmuwan dalam kesehariannya. Manusia selalu melakukan pengamatan, membuat “teori-teori”, mengujinya, kemudian hasil atau keputusannya ini adalah keputusan terbuka. Kok keputusan terbuka? Iya, Nans. Keputusan  yang dihasilkan ini  masih bisa mengalami perubahan atau bisa dipikir-pikir lagi kedepannya.

 

2.      Ilmuwan sebagai manusia

Kalau manusia sebagai ilmuwan, berarti ilmuwan juga dapat dikatakan sebagai manusia. Makanya, pernyataan ilmuwan harus dinilai sama dengan sikap manusia umumnya dalam melihat.

 

3.      Alternativisme konstruktif

Maksudnya adalah manusia selalu punya cara alternatif dalam melihat sesuatu.

 

Teori ini memiliki satu asumsi dasar dengan sebelas konsekuensi pendukung. Asumsi dasar teori ini adalah individu mengembangkan keyakinan untuk membantunya mengantisipasi peristiwa-peristiwa. Maksudnya asumsi dasar itu adalah perilaku manusia baik pikiran dan tindakannya diarahkan oleh masa depan, Nans. Nah, Selanjutnya, sebelas konsekuensi pendukungnya adalah:

1.      Konsekuensi konstruksi: tidak ada yang peristiwa yang benar-benar sama, hanya kejadian serupa dipersepsikan sebagai sesuatu yang sama.

2.      Konsekuensi individualitas: .memiliki sumber pengalaman yang berbeda dan melihat peristiwa yang sama dengan cara yang berbeda.

3.      Konsekuensi organisasi: manusia mengorganisasikan kejadin yang serupa dengan cara meminimalisir ketidaksepadanan dan ketidakkonsistenan

4.      Konsekuensi dikotomi : manusia harus mampu membedakan setiap peristiwa

5.      Konsekuensi pilihan manusia memiliki tindakan yang paling memungkinkan untuk memperbanyak pilihan di masa depan.

6.      Konsekuensi jangkauan konstruk terbatas pada suatu jangauan praktis yang tidak selalu relevan di setiap situasi.

7.      Konsekuensi pengalaman manusia terus menerus merevisi konstruk personal sebagai hasil pengalaman.

8.      Konsekensi modulasi beberapa pengalaman baru tidak mengarah pada revisi konstruk personal karena terlalu solid.

9.      Konsekuensi fragmentasi: Perilaku manusia kadang tidak konsisten karena sistem konstruk dapat menerima elemen yang tidak sepadan.

10.  Konsekuensi persamaan :  saat memiliki pengalaman yang sama dengan orang lain maka konstruk personalnya cenderung menjadi mirip dengan sistem konstruksinya.

11.  Konsekuensi sosial : orang mampu berkomunikasi dengan orang lain karena mereka dapat menginterpretasi konstruksi orang tersebut.

 

Lanjut ya, Nans…

Kelly mendefinisikan orang yang sehat secara psikologis adalah orang yang mampu menyesuaikan atau melakukan validasi antara konstruk personalnya dengan pengalaman di dunia nyata. Sebaliknya, orang yang tidak sehat secara psikologis akan bertahan pada konstruk personalnya yang sudah kadaluarsa. Salah satu penemuan yang fenomenal dari Kelly adalah Rap Test. Rap Test ini bertujuan untuk memandang cara manusia memandang orang lain yang penting dalam hidup. Ada lagi Nans, yang nggak kalah pentingnya yaitu psikoterapi dari Kelly. Yaitu terapi peran-tetap, yang dilakukan dengan cara klien diminta melakukan peran yang telah ditenukan sebelumnya. Kemudian hal ini dilakukan secara terus menerus hingga peran inti dan peran sampingan mereka berubah saat orang lain bereaksi berbeda.

            Kesimpulannya, menurut teori Kelly ini manusia selalu menjalani berbagai proses untuk mengambilan keputusan. Manusia mungkin memiliki kesamaan perstiwa tetapi memiliki cara yang berbeda dalam memandang peristiwa itu. Sehingga setiap proses yang dijalani dan keputusan yang dihasilkan merupakan keputusan yang terbuka- dapat berubah atau dipikirkan kembali kedepannya.

Kurang lebihnya begitu ya, Nans. Silahkan buat Nans yang mau menambahkan biar makin lengkap, Nana seneng banget.

Selamat belajat, semoga bermanfaat. Sampai ketemu di artikel-artikel selanjutnya yaa.

Wassalamu’alaikum…

 

 

Daftar Pustaka:

 

Feist, J. & Feist, J. G.(2011). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Sawitri, D. R. (2009). Postmodernisme dan Family Therapy Berbasis Belief System dan Narrative. Jurnal Psikologi Undip, 5(1).

Ummah, D. M. (2020). 15 Warna Psikologi untuk Moloku Kie Raha. Malang: Intelegensia Media.