TEORI KONSTRUK PERSONAL-GEORGE A.
KELLY
oleh:
Nama :Alia
Nanda Rumekti 19310410066
Mata Kuliah : Psikologi
Kepribadian II
Dosen Pengampu : FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Assalamu’alaikum,
Nans..
Semoga
sehat selalu ya…
Nah,
hari ini Nana akan ngajak kalian semua untuk belajar bareng tentang Teori
Konstruk Personal dari George A. Kelly.
George
A. Kelly adalah salah satu tokoh psikologi yang lahir pada 28 April 1905 dan
wafat pada 6 Maret 1967. Teori yang paling terkenal dari George A. Kelly adalah
teori Konstruk Personal. Teori ini sering disebut juga metateori atau teori
yang memuat teori-teori. Teorinya ini mencoba menjelaskan tentang cara manusia
melihat realitas dunia dan mengambil tindakan.
Oke
Nans, sebagai pembukanya Kelly memberikan gambarannya tentang manusia.
Pandangannya yaitu manusia sebagai ilmuwan, ilmuwan sebagai manusia, dan
alternativisme konstruktif.
1. Manusia
sebagai ilmuwan
Nah,
menurut Kelly, manusia itu selalu melakukan layaknya yang dilakukan oleh para
ilmuwan dalam kesehariannya. Manusia selalu melakukan pengamatan, membuat
“teori-teori”, mengujinya, kemudian hasil atau keputusannya ini adalah
keputusan terbuka. Kok keputusan terbuka?
Iya, Nans. Keputusan yang dihasilkan
ini masih bisa mengalami perubahan atau
bisa dipikir-pikir lagi kedepannya.
2. Ilmuwan
sebagai manusia
Kalau
manusia sebagai ilmuwan, berarti ilmuwan juga dapat dikatakan sebagai manusia.
Makanya, pernyataan ilmuwan harus dinilai sama dengan sikap manusia umumnya
dalam melihat.
3. Alternativisme
konstruktif
Maksudnya
adalah manusia selalu punya cara alternatif dalam melihat sesuatu.
Teori
ini memiliki satu asumsi dasar dengan sebelas konsekuensi pendukung. Asumsi
dasar teori ini adalah individu mengembangkan keyakinan untuk membantunya mengantisipasi
peristiwa-peristiwa. Maksudnya asumsi dasar itu adalah perilaku manusia baik
pikiran dan tindakannya diarahkan oleh masa depan, Nans. Nah, Selanjutnya,
sebelas konsekuensi pendukungnya adalah:
1. Konsekuensi
konstruksi: tidak ada yang peristiwa yang benar-benar sama, hanya kejadian
serupa dipersepsikan sebagai sesuatu yang sama.
2. Konsekuensi
individualitas: .memiliki sumber pengalaman yang berbeda dan melihat peristiwa
yang sama dengan cara yang berbeda.
3. Konsekuensi
organisasi: manusia mengorganisasikan kejadin yang serupa dengan cara
meminimalisir ketidaksepadanan dan ketidakkonsistenan
4. Konsekuensi
dikotomi : manusia harus mampu membedakan setiap peristiwa
5. Konsekuensi
pilihan manusia memiliki tindakan yang paling memungkinkan untuk memperbanyak
pilihan di masa depan.
6. Konsekuensi
jangkauan konstruk terbatas pada suatu jangauan praktis yang tidak selalu
relevan di setiap situasi.
7. Konsekuensi
pengalaman manusia terus menerus merevisi konstruk personal sebagai hasil
pengalaman.
8. Konsekensi
modulasi beberapa pengalaman baru tidak mengarah pada revisi konstruk personal
karena terlalu solid.
9. Konsekuensi
fragmentasi: Perilaku manusia kadang tidak konsisten karena sistem konstruk
dapat menerima elemen yang tidak sepadan.
10. Konsekuensi
persamaan : saat memiliki pengalaman
yang sama dengan orang lain maka konstruk personalnya cenderung menjadi mirip
dengan sistem konstruksinya.
11. Konsekuensi
sosial : orang mampu berkomunikasi dengan orang lain karena mereka dapat
menginterpretasi konstruksi orang tersebut.
Lanjut
ya, Nans…
Kelly
mendefinisikan orang yang sehat secara psikologis adalah orang yang mampu
menyesuaikan atau melakukan validasi antara konstruk personalnya dengan
pengalaman di dunia nyata. Sebaliknya, orang yang tidak sehat secara psikologis
akan bertahan pada konstruk personalnya yang sudah kadaluarsa. Salah satu
penemuan yang fenomenal dari Kelly adalah Rap Test. Rap Test ini bertujuan
untuk memandang cara manusia memandang orang lain yang penting dalam hidup. Ada
lagi Nans, yang nggak kalah pentingnya yaitu psikoterapi dari Kelly. Yaitu
terapi peran-tetap, yang dilakukan dengan cara klien diminta melakukan peran
yang telah ditenukan sebelumnya. Kemudian hal ini dilakukan secara terus
menerus hingga peran inti dan peran sampingan mereka berubah saat orang lain
bereaksi berbeda.
Kesimpulannya, menurut teori Kelly
ini manusia selalu menjalani berbagai proses untuk mengambilan keputusan.
Manusia mungkin memiliki kesamaan perstiwa tetapi memiliki cara yang berbeda
dalam memandang peristiwa itu. Sehingga setiap proses yang dijalani dan
keputusan yang dihasilkan merupakan keputusan yang terbuka- dapat berubah atau
dipikirkan kembali kedepannya.
Kurang
lebihnya begitu ya, Nans. Silahkan buat Nans yang mau menambahkan biar makin
lengkap, Nana seneng banget.
Selamat
belajat, semoga bermanfaat. Sampai ketemu di artikel-artikel selanjutnya yaa.
Wassalamu’alaikum…
Daftar Pustaka:
Feist,
J. & Feist, J. G.(2011). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Sawitri,
D. R. (2009). Postmodernisme dan Family Therapy Berbasis Belief System dan
Narrative. Jurnal Psikologi Undip, 5(1).
Ummah,
D. M. (2020). 15 Warna Psikologi untuk Moloku Kie Raha. Malang:
Intelegensia Media.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar