26 November 2020

TEORI OPERANT CONDITIONING- B. F. SKINNER


Oleh:

Alia Nanda Rumekti (19310410066)

 

Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian II

Terima kasih kepada bapak FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A., selaku dosen pembimbing mata kuliah

 

Assalamu’alaikum, Nans…

Semoga sehat selalu ya. Hari ini Nana mau ngajak kalian buat belajar bareng tentang salah satu tokoh Psikologi yang sering kita dengar namanya. Ia adalah B. F. Skinner. Skinner  lahir pada 20 Maret 1904 dan wafat pada 18 Agustus 1990 (Feist, 2011). Skinner adalah pelopor aliran  behaviorisme dengan teori operant conditioning-nya.

Nah, awalnya teori ini dicetuskan oleh E. L. Thorndike. Teori ini kemudian dikembangkan oleh B. F. Skinner. Sebutan Operant Conditioning ini lebih khas kepada Skinner, karena  Thorndike menyebut Operant Conditioning lebih kepada instrumental conditioning. Keduanya memiliki persamaan, diantaranya belajar sebagai hasil dari hubungan atau interaksi antara stimulus dan  respon. Persamaan lain yang berhubungan dengan belajar yaitu adanya perubahan perilaku menandakan bahwa individu telah mengalami proses belajar.

Fokus utama dari teori ini adalah reinforcement (penguatan) dan punishment (hukuman). Suatu penguatan dinilai sangat berpengaruh dalam pembentukan tingkah laku. Ada dua jenis penguatan, yaitu Positive reinforcement (penguatan positif) dan negative reinforcement (penguatan negatif). Penguatan positif digunakan untuk mempertahankan tingkah laku yang diinginkan. Sedangkan penguatan negatif digunakan untuk memadamkan atau menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan (Alwisol, 2017).

Lanjut Nans…

Ada sedikitnya 3 (tiga) poin penting dalam proses terbentuknya tingkah laku menurut teori ini yaitu pembentukan (shaping), pendekatan berangsung (successive approximate), dan penghilangan atau pemadaman (extinction). Pembentukan salah satunya ditunjukkan dengan menciptakan tingkah laku baru. Teknik pendekatan berangsur ditunjukkan para percobaan Skinner. Sedangkan penghilangan atau pemadaman (extinction). Hal ini dilakukan untuk menghilangkan tingkah laku yang tidak diinginkan.

Percobaan Skinner menggunakan burung merpati dan bintik cahaya. Percobaan ini bermaksud untuk membentuk perilaku merpati yaitu mematuk bintik cahaya untuk mendapatkan makanan. Percobaan ini berlangsung dengan cara pendekatan berangsung.  Pertama, merpati dibiasakan untuk makan di bawah bintik cahaya. Kemudian merpati akan mendapatkan makanan jika ia berdiri di dekat bintik cahaya dan melihat ke bintik cahaya. Ketiga, merpati akan mendapatkan makanan saat mematuk bintik cahaya.

Teori ini dapat dikatakan tidak menginginkan adanya hukuman. Suatu hukuman dinilai mampu menurunkan respon atau menghilangkan suatu respon atau tingkahlaku. Sederhanya, hukuman ini dibedakan dengan penguatan negatif. Karena pemberian hukuman sebatas pada pemberian stimulus yang tidak menyenangkan. Menurut Skinner, hukuman diberikan untuk mengurangi kemungkinan suatu perilaku untuk terulang kembali di masa mendatang  (Hall, 1993). Teori Operant Conditioning ini juga berkaitan dengan generalisasi stimulus dan diferensiasi/diskriminasi stimulus. Generalisasi stimulus adalah munculnya suatu perilaku yang telah dipelajari dalam suatu situasi dilakukan dalam kesempatan lain namun situasinya sama. Sedangkan diferensiasi stimulus adalah proses belajar bahwa suatu perilaku akan diperkuat dalam suatu situasi namun tidak dalam situasi lain.

Nah, sampai ini dulu ya Nans. Semoga bermanfaat dan sampai ketemu di artikel tokoh-tokoh selanjutnya 😊

Assalamu’alaikum…

 

 

 

Daftar Pustaka

 

Alwisol. (2017). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Publisher.

Feist, J. & Jeist, G. J. (2011). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Hall, S. C., & Lindzey, G., diterjemahkan oleh: Supratiknya, A. (1993). Psikologi Kepribadian 3: Teori-teori Sifat dan Behavioristik. Yogyakarta: Kanisius.

 

 

 

 

 

TEORI BELAJAR SOSIAL-ALBERT BANDURA

 


Oleh:

Alia Nanda Rumekti (19310410066)

 

Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian II

Terima kasih kepada bapak FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A., selaku dosen pembimbing mata kuliah

 

Assalamu’alaikum, Nans… Semoga sehat selalu ya.

Hari ini Nana mau ajak kalian buat belajar bareng tentang Teori Belajar Sosial dari Albert Bandura. Albert Bandura adalah salah satu tokoh aliran behaviorisme yang lahir pada 4 Desember 1925. Ia adalah pencetus Teori Belajar Sosial. Sekilas teorinya ini hampir mirip dengan teori behaoristik B. F. Skinner. Tapi ada perbedaan yang cukup mencolok dari keduanya. Bandura mengungkapkan bahwa reinforcement atau penguatan tidak terlalu berperan dalam pembentukan perilaku manusia. Menurutnya, yang paling berperan dalam hal ini adalah peniruan terhadap perilaku orang lain. Sedangkan menurut Skinner, reinforcement adalah hal yang paling penting dalam pembentukan perilaku manusia.

Struktur kepribadian dari Albert Bandura terdiri dari self system, regulasi diri, efikasi diri, sumber efikasi diri, dan efikasi diri sebagai predikor tingkah laku (Alwisol, 2017). 

 


        Bagan tersebut adalah bagan model peniruan perilaku sosial dimana seluruh elemen atau determinan dalam bagan tersebut menunjukkan hubungan. Determinan tersebut adalah personal atau diri, behavioral atau perilaku, dan environmental atau lingkungan. Secara sederhana, bagan ini menunjukkan bahwa diri atau pribadi, perilaku, dan lingkungan, saling berhubungan (Isti'adah, 2020). Sebagai contoh, seorang anak melakukan perilaku memukul. Menurut bagan belajar sosial Bandura ini, anak tersebut memiliki perilaku yang asli dari kepribadiannya sendiri sebagai peniru. Kemudian, ada behavior atau tingkah laku yang ditiru yaitu memukul. Dan tingkah laku tersebut didukung oleh lingkungannya, misalnya salah satu anggota keluarganya ada yang suka memukul, atau ia sering dipukul oleh orangtuanya. Jika ketiga hal tersebut dihubungkan, maka akan membentuk perilaku baru sebagai hasil peniruan sosial atau peniruan tingkah laku orang lain.

Proses pembelajaran sosial Albert Bandura didasarkan pada 3 (tiga) hal, yaitu observasional learning, pemodelan, dan enactive learning. Contoh proses tahapan belajar sosial dari diagram tersebut dalam kehidupan sehari-hari salah satunya pada anak yang suka mencubit temannya. Pada tahap belajar sosialnya, ia akan mengawali dari observasional learning atau pembelajaran melalui hal yang bisa diamati atau dirasakan, misalnya saat anak ini menerima cubitan dari ibunya. Saat itu, si anak melihat perilaku mencubit dan merasakan rasanya dicubit. Kemudian proses belajar ini berlanjut pada proses pemodelan. Pemodelan ini terbagi atas 4 proses, yaitu perhatian, representasi, reproduksi, dan motivasi. Pada proses perhatian, si anak akan memperhatikan perilaku yang dilakukan oleh orangtuanya dalam hal ini adalah detail perilaku mencubit. Kemudian anak akan merepresentasikan atau mengartikan perilaku tersebut dalam memorinya. Selanjutnya anak akan menghasilkan perilaku sesuai dengan yang diterimanya. Dalam hal ini, anak melakukan cubitan dengan gerakan yang sama dengan yang dilakukan oleh orangtuanya. Pada akhirnya, anak akan termotivasi untuk melakukan perilaku tersebut secara berkelanjutan.

            Lanjut ya, Nans…

         Setiap respon pasti diikuti oleh konsekuensi. Konsekuensi itu berfungsi sebgai pemberi informasi, memotivsi tingkah laku mendatang, dan penguat tingkah laku. Pemberian informasi ini adalah pemberitahuan tentang dampak dari tingkah laku. Tingkah laku terjadi karena dipengaruhi oleh motivasi di masa mendatang. Konsekuensi ini juga dapat menjadi penguat suatu tingkah laku. Penguatan ini ada dua ya Nans, penguat positif dan negatif. Penguatan positif digunakan untuk mempertahankan perilaku. Penguat negatif digunakan untuk menghilangkan perilaku.

    Bandura juga mengungkapkan contoh-contoh psikopatologi dan psikoterapinya. Psikopatologi itu memuat perilaku disfungsi, seperti fobia, agresi, dan depresi. Sedangkan psikoterapi Bandura lebih kepada terapi kognisi sosial (Feist, 2011).  

            Nah, sampai ini dulu ya Nans. Semoga bermanfaat dan sampai ketemu di artikel tokoh-tokoh selanjutnya 😊

Assalamu’alaikum…

               

Daftar Pustaka

 

Alwisol. (2017). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Feist, J. &. (2011). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Isti'adah, N. F. (2020). Teori-Teori Belajar Dalam Pendidikan. Tasikmalaya: Edu Publisher.