09 Desember 2020

TEORI STIMULUS RESPON-JOHN DOLLARD & NEAL E MILLER

 


Oleh:

Alia Nanda Rumekti (19310410066) 

Artikel ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian II

Terima kasih kepada bapak FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A., selaku dosen pembimbing mata kuliah


Assalamu’alaikum, Nans…

Semoga sehat selalu ya.

            Hari ini kita akan lanjut belajar bareng lagi tentang salah satu tokoh Psikologi, yaitu John Dollard dan Neal E. Miller. John Dollard lahir pada 29 Agustus 1900 dan wafat pada 8 Oktober 1980. Neal E. Miller lahir pada 3 Agustus 1909 dan wafat pada 3 Maret 2002. Kedua tokoh ini berkolaborasi dan melahirkan teori yang disebut teori stimulus-respon. Mereka beranggapan bahwa suatu kebiasaan adalah salah satu elemen dalam struktur kepribadian. Sehingga pembentukan kebiasaan sangat diperlukan dalam suatu proses belajar. Selain itu, dalam belajar seseorang perlu memiliki keinginan, melakukan proses pengerjaan, dan mendapatkan apa yang ia inginkan.

            Menurut Dollard dan Miller, ada 4 unsur penting dalam teori ini, yaitu:

1.      Drive (dorongan): stimulus yang memaksa individu untuk melakukan tindakan.

2.      Cue (isyarat): stimulus yang memberi pertunjuk perlunya dilakukan respon yang sesungguhnya.

3.      Response (respon): aktivitas yang dilakukan seseorang, namun harus terjadi terlebih dahulu sebelum dikaitkan dengan respon.

4.      Reinforcement (penguatan): penguatan adalah pereda dorongan atau drive reduction.

Lanjut bacanya ya Nans, dikit lagi kok :D

Dalam teori ini, motivasi dan dorongan sangat diperhatikan. Dorongan terdiri dari dorongan primer dan dorongan sekunder. Dorongan primer adalah dorongan yang muncul sebagai dorongan utama yang mendasari munculnya dorongan kedua. Dorongan primer ini misalnya lapar. Kemudian, dari rasa lapar tersebut muncul rasa cemas yang disebut dorongan sekunder atau kedua.

            Dalam teori ini juga mempercayai adanya generalisasi stimulus, dimana semakin mirip suatu stimulus, maka kemungkinan terjadinya perilaku tertentu akan semakin besar. Suatu reasoning juga sangat diperlukan untuk mengantisipasi respon agar lebih efektif. Selain itu, menurut Dollard dan Miller, Bahasa mampu menguatkan tingkah laku, menggambarkan konsekuensi yang akan datang, dan suatu konflik dapat membuat individu merespon segala sesuatu secara normal. Dollard dan Miller memandang ketidaksadaran menjadi 2 (dua), yaitu yang belum pernah dipelajari dan yang pernah dipelajari.

Nah, terakhir. Psikoterapi menurut Dollard dan Miller adalah menggunakan analisis belajar, seperti sublimasi, pembelajaran sistem  syaraf otonom, dan displacement.

Oke, ini dulu ya Nans. Semoga bermanfaat, thank you so much for reading dan see you on the next article.

Assalamu’alaikum…

 

Daftar Isi:

Alwisol. (2017). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.

Feist, J. & Feist, G. J. (2011). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.

Sari, C. F. (2020). The Miracle of Thinking Big. Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia.

Semiun, Y. (2020). Behavioristik: Teori-teori Kepribadian. Yogyakarta: Kanisius.

 

 

           

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar