Oleh:
Alia Nanda Rumekti (19310410066)
Artikel
ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kepribadian II
Terima
kasih kepada bapak FX. Wahyu Widiantoro, S. Psi., M. A., selaku dosen
pembimbing mata kuliah
Assalamu’alaikum, Nans…
Semoga sehat selalu ya.
Hari ini
kita akan lanjut belajar bareng lagi tentang salah satu tokoh Psikologi, yaitu
Hans J. Eysenck. Eysenck lahir pada 4 Maret 1916 dan wafat pada 4 September
1997. Teori Eysenck yaitu teori Analisis Faktor didasari oleh pemikirannya
bahwa klasifikasi tingkah laku adalah hal yang paling menentukan dalam kepribadian
manusia (Suryabrata, 2016). Sederhananya,
Eysenck mmandng bahwa kpribadian berasal dari keturunan namun juga dipelajari
dari lingkungan (Alwisol, 2017).
Nah, Eysenck
punya 4 (empat) kriteria dalam mengidentifikasi faktor daan kriteria-kriteria
ini dipengaruhi oleh keturunan atau genetika. Kriteria tersebut adalah terdapat
bukti psikometrik, memiliki keterwarisan, masuk akal secara teoritis, dan harus
memiliki relevansi sosial. Faktor kepribadian menurut Eysenck disusun dalam hierarki.
- Tipe: organisasi dalam individu secara umum.
- Trait: adalah adalah respon kebiasaan yang saling
berhubungan dan cenderung ada pada setiap individu.
- Kebiasaan tingkah laku atau berpikir (habitual respon):
sifatnya lebih umum daripada respon spesifik, dimana respon-respon dalam
habitual respon terjadi berulang-ulang terjadi jika individu menghadapi
kondisi atau situasi yang sejenis.
- Respon spesifik: sifatnya lebih khusus, dimana respon
terjadi pada suatu keadaan atau kejadian tertentu.
Lanjut ya, Nans…
Tipologi
kepribadian menurut Eysenck ada 2 (dua), yaitu ekstravert dan introvert. Introvert
memiliki kecenderungan untuk menunjukkan depresi dan ketakutan, sedangkan
ekstravert memiliki kecenderungan untuk mengembangkan gejala histeria (Pieter, 2010).
Nah, selain
2 (dua) tipe ini, Eysenck juga mengungkapkan bahwa ada 3 (tiga) tipe
dimensi kepribadian yang lebih cenderung dipengaruhi oleh faktor keturunan
daripada lingkungan, yaitu ekstraversi, neurosis, dan psikotis (Feist, 2011).
Ekstraversi adalah tipe yang memiliki kendali diri yang kuat terhadap rangsang
dan trauma, sehingga ia lebih mampu menahan dan mengontrol dirinya. Kemudian neurotik
adalah dimensi yang didalamnya terdiri dari orang normal hingga yang memiliki
gejala neurosis. Terakhir adalah psikosis. Psikosis menurut Eysenck, terdiri
atas 2 kategori yaitu tinggi dan rendah. Pada individu dengan psikosis tinggi,
ia akan cenderung agresif dan kurang bahkan tidak bersahabat. Nah, sedangkan pada
individu dengan psikosis yang rendah akan cenderung lebih ramah dan bersahabat.
Oke, ini dulu ya Nans. Semoga bermanfaat, thank you so
much for reading dan see you on the next article.
Assalamu’alaikum…
Daftar Pustaka:
Alwisol.
(2017). Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
Feist,
J. & Feist, G. J. (2011). Teori Kepribadian. Jakarta: Salemba Humanika.
Pieter,
H. Z. (2010). Pengantar Psikologi Dalam Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Suryabrata,
S. (2016). Psikologi Kepribadian. Jakarta: Rajawali Pers.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar