Kerja Bakti Gambar Kartun Gotong Royong Di Masyarakat (downloadgambar.com)
Oleh:
Alia Nanda Rumekti
19310410066
Artikel ini dibuat untuk memenuhi Tugas Ilmu Budaya
Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A. / Amin Nurohmah,
S. Pd., M. Sc.
Teknologi dan informasi dewasa ini sangat berkembang
di Indonesia dan seolah menjadi topik pembicaraan yang tidak ada habisnya. Setiap
hari kita menjadi penikmat teknologi dan informasi melalui HP, Internet, dan televisi.
Perkembangan teknologi yang terbilang sangat pesat ini bepengaruh pada perubahan
pranata sosial.
Pranata adalah kelakuan yang tersusun sedemikian rupa
dari manusia dalam kebudayaannya. Pranata ini terbentuk berdasarkan fungsi dan
ciri khas masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya dalam bermasyarakat. Ada
sedikitnya 8 pranata, yaitu Domestic Institutions (memenuhi kebutuhan
kekerabatan), Economic Institutions (kebutuhan manusia untuk pencarian hidup,
produksi, menimbun, dan pendistribusian), Educational Institutions (kebutuhan penerangan
dan Pendidikan), Scientific Institutions (kebutuhan ilmiah manusia), Aesthetic
and Recreational Institutions (kebutuhan manusia menyatakan rasa keindahannya),
Religious Institutions (kebutuhan untuk berhubungan dengan Tuhan dan gaib),
Political institutions (kebutuhan mengatur kelompok secara besar-besaran dalam
kehidupan negara), dan Somatic Institutions (kebutuhan jasmani).
Pranata yang paling terpengaruh dari perkembangan
Teknologi dan Informasi adalah pranata ekonomi (Economic Institutions). Pranata
ini memuat kemampuan memenuhi kebutuhan manusia dalam pencarian hidup, kegiatan
produksi, menimbun, dan pendistribusian barang dan jasa. Contoh nyata terpengaruhnya
pranata ini adalah pada Usaha Jasa Jahit Mikro. Pada proses produksi, klien
hanya perlu pesan melalui Whatsapp atau Instagram. Kemudian klien bisa
melakukan pengukuran badan sendiri di rumah dan dikirimkan kembali ke penjahit
melalui online. Setelah baju selesai, sebagai upaya revisi maka penjahit hanya
perlu mengiri foto detail pada klien. Setelah pasti maka baju akan dikirimkan
melalui ekspedisi dengan metode jemput paket dan input alamat online. Hal
serupa juga terjadi pada upaya promosi. Saat ini sudah sangat jarang ditemui
promosi melalui selebaran atau surat kabar. Hal yang justru banyak terjadi adalah
promosi melalui platfrom digital seperti website, Whatsapp, dan Instagram.
Ada perihal
lain yang juga menjadi topik pehatian dari ulasan ini, yaitu orientasi nilai
budaya menyangkut masalah dasar dalam hidup manusia. Masalah-masalah itu berkaitan
dengan Hakikat Hidup (MH), Hakikat Karya (MK), Persepsi Manusia tentang Waktu
(MW), Pandangan Manusia terhadap alam (MA), dan Hakikat hubungan antara manusia
dengan sesamanya (MM). Setiap permasalahan ini memiliki orientasi nilai budaya
yang berbeda-beda. Ada yang orientasinya cenderung maju, ada juga yang justru orientasinya
cenderung mundur. Namun hal tersebut bukanlah hal yang sepenuhnya buruk. Karena
setiap orientasi ini tentu memiliki alasan atas apa yang menjadi persepsinya.
Individu
yang memiliki masalah dasar Hakikat Hidup biasanya disebut Manusia Hidup (MH). Ia
dapat memandang hidup sebagai sesuatu yang buruk dan baik. Namun ia juga
meyakini bahwa hidup yang buruk akan menjadi baik jika terus berusaha atau
sebaliknya. Selanjutnya individu yang memiliki masalah dasar Hakikat Karya biasanya
disebut Manusia Karya (MK). ia memandang karya dapat digunakan untuk menafkasi
hidup namun juga tidak menutup kemungkinan bahwa ia berorientasi pada kedudukan
dan kehormatan atas karyanya. Selanjutnya adalah persepsi manusia tentang waktu
disebut Manusia waktu (MW). Ia dapat berorientasi ke masa depan untuk
menentukan tujuan hidupnya, namun juga dapat berorientasi ke belakang untuk menilik
kembali yang telah dialaminya.
Pandangan
manusia terhadap alam biasanya disebut dengan Manusia Alam (MA). Individu ini berorientai
untuk tunduk pada alam namun juga berusaha untuk menjaga keselarasan dengan
alam. Ada sisi lain yang juga menjadi orientasi nilai budaya pada masalah ini,
yaitu manusia berhasrat menguasai alam. Terakhir adalah Hakikat hubungan antara
manusia dengan sesamanya atau biasa disebut dengan Manusia dan Manusia (MM). individu
ini memiliki orientasi horizontal dan vertikal. Ia memiliki rasa ketergantungan
pada sesama namun juga tergantung pada tokoh berpengkat atau atasan. Sisi lain
dari orientasi ini adalah individualisme sangat menghargai usaha atas kekuatan
sendiri.
Singkatnya,
perkembangan teknologi dan informasi sangat berpengaruh pada pranata sosial terutama
pranata ekonomi (Economic Institutions). Kehidupan yang terus mengalami kemajuan
juga berdampak pada orientasi nilai budaya yang menyangkut masalah hidup
manusia. Kondisi ini tidak sepenuhnya menjadi buruk. Namun justru dapat menjadi
pembaruan positif jika kita bersedia mengilhami setiap perubahan yang terjadi dalam
kehidupan manusia, khususnya pranata dan orientasi nilai budaya.